Jumat, 18 Desember 2015


A.    Euglenophyta (Alga Berflagel)

1.      Pengertian Euglenophyta

Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara alga dan protozoa.

Divisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu Euglenophyceae.Sebagian besar kelompok ini hidup di air tawar, tetapi ada beberapa yang hidup di air laut, contohnya Eutreptia dan klepsiella.Euglenophyceae terutama banyak hidup di tempat yang banyak mengandung bahan organik, hidup bebas senagai zooplankton.Beberpara ada yang bersifat andozoik, contohnya Euglenomorpha (hidup pada perut berudu Rana sp).

Secara umum mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat saprofit, holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara heterotrof dan autotrof.Tetapi yang lebih sering dilakukan adalah secara heterotrof, autotrof dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik. Oleh karena itu, Euglenophyceae sering disebut bersifat miksotrof.

2.      Ciri-ciri umum Euglenophyta

1)      Unicelullar

2)      Pada umumnya memiliki flagel yang tidak  sama panjang (Heterokontae) jumlah flagel 2 atau 4

3)      Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)

4)      Bersifat autorof, karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin

5)      Bersifat heterotrof karena memakan bahan organic/ bakteri yang tersedia.

6)      Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat berfotosintesis.

7)      Yang berfotosintesis disebut Phototrophic

8)      Yang tidak berfotosintesis disebut Osmotrophic (makan dengan cara diffusi)

9)      Kelompok yang ketiga disebut Phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan)

10)  Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“

11)  Jumlah genus hanya 40 dan jumlah spesies - /+ 800

12)  Memiliki bintik mata yang disebut stigma

13)  Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen merah ini merupakan astaxanthin

14)  Juga disebut Euglenozoa, euglenoids, euglenophytes

15)  Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakarida

16)  Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan dibawahnya berupa “ kerongkongan ”/ gullet

-          Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir).

-          Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil

17)  Sistem pergerakan

-          Dengan flagellum

Prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan.

-          Metaboly (menggunakan dinding sel yang mengandung protein)

3.      Morfologi Euglenophyta

Euglenoida memiliki  tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang.Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat  inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.

 

4.      Anatomi Euglenophyta

Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua.Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua.Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut\\\\\ di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.

5.      Fisiologi Euglenophyta

a.       Reproduksi

1.      Aseksual

Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat.Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel dan dimulai dari ujung anterior.

Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru. Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi.

Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal.Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau polygonal.Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat merah.Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.

2.      Seksual

Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel), Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.Hal ini pernah dijumpai pada Phacus.

6.      Klasifikasi Euglenophyta


KlasifikasiEuglenophyta, Kelas Euglenoceae diba

gi menjadi 3 ordo, yaitu:

1)     Order: Euglenales

Family: Euglenaceae

Genus: Euglena

Genus: Phacus

Genus: Trachelomonas

2)     Order: Peranemales/Eutreptiales

Family: Eutreptiaceae

Genus: Astacia

Genus: Peranema

Genus: Hyalophacus

3)     Order: Rhabdomonadales

Family: Rhabdomonadaceae

Genus: Colacium

Genus: Petalomonas

7.      Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta

a)      Euglena (berwarna hijau)

Termasuk semua anggota Euglenophyceae yang selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel dan dapat bergerak.Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni.Kloroplast berbentuk cakram sampai bentuk pita. Spesies tertentu dari Euglena yang mempunyai khloroplast juga menghasilkan pigmen merah (euglenarhodone), yang jumlahnya dapat demikian banyak sehingga mengaburkan isi selnya.Euglenarhodone adalah suatu keton karetenoid.

Makanan Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme.hidup. Cytostoma Euglena dapat digembungkan dengan sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.

Bila Euglena tumbuh di tempat gelap dengan substrat organik yang cocok, warnanya hilang, tetapi akan berwarna kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa, Euglena dapat menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna (apokhlorotik), ras ini tetap tidak berwarna meskipun ada cahaya.Ras apokhlorotik ini dapat diperoleh dengan memperlakukan sel Euglena dengan streptomysin dalam cahaya.

Cadangan makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut, bentuknya dapat berupa cakram cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar.Paramylum berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi tidak bereaksi dengan tes pati.Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.

Euglena sering kali dapat memberi warna pada air bila dalam jumlah yang banyak. Banyak dijumpai di dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik.Dalam bentuk kehidupan yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada biasanya terdapat pada tempat-tempat dimana terjadi purifikasi (pembusukan). Beberapa jenis Euglena hidup pada lumpur sepanjang tepi sungai, estuarine, atau payau-payau bergaram.Pada tempat ini dapat tumbuh subur sehingga cukup memberi warna pada lumpur. Jika populasinya di kolam sangat banyak, maka menyebabkan permukaan kolam seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah warna menjadi merah dalam beberapa jam.

Kingdom     :    Excavata

Divisi          :    Eugnelophycota

Class           :    Euglenoidea

Ordo           :    Euglenales

Family         :    Euglenaceae

Genus          :    Euglena

Species        :    Euglena Viridis

b)      Astasia (tidak berwarna)

Mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas, sehingga bersifat heterotrof.

Ordo       :    Peranemales/Eutreptiales

Famili     :    Eutreptiaceae

Genus     :    Astacia

c)      Phacus

Phacus mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel, kloroplast discoid, tanpa pirenoid, paramylum bodi besar berbentuk seperti donat dan terletak di tengah sel. Partamylum bodi Lepocinclis berbentu cincin tetapi di kedua sisi anterior.

Tubuhnya yang memanjang dengan suatu evaginasi (reservoir) di bagian ujung anterior.Vakuola kontraktil berupa suatu kantung, dan dua flagella muncul dari dinding tersebut.Sebuah pigmen berupa suatu bintik atau berupa stigma dan bertempat di area dasar flagella yang panjang yang berfungsi untuk fotoreseptif.Pada Peranema yang tidak berwarna, kedua flagella panjang yang muncul dari suatu alur berupa jalan kecil ke arah belakang. Tubuh tertutup oleh pelicle dan bersifat fleksibel dan punggung yang longitudinal akan tampak dengan mikroskop elektron.

d)     Paranema

Paranema bersifat holozoik.Cara ingesti Peranema telah dipelajari secara detail.Bagian akhir anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang letaknya berdekatan dengan reservoir.Bagian anterior organ rod yang disebut cytostoma yang berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ rod ditonjolkan keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap mangsanya untuk kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat digunakan untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di dalam vacuola makanan.

e)      Colacium

Colacium calvum bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar lainnya.

Sel-sel dari Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah.Tangkai lendir terbentuk karena bagian anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir.Mempunyai banyak khloroplast berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid.

Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior (bawah) sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata.Pada koloni bentuk pohon, protoplastnya tidak mempunyai flagella.

Protoplast dari Colacium juga dapat berkembang membentuk stadium telanjang yang amoeboid, dan berkembang secara vegetatif.Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang amoeboid dengan 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas dengan satu inti dan kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.

Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai yang tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang akan menghasilkan koloni yang berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk pohon berbentuk bulat telur atau lonjong.

Sel dari stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan satu flagellum dan keluar berupa suatu zooid yang berenang bebas.Zooid ini berenang beberapa saat sebelum menanggalkan flagellanya dan menghasilkan dinding.

Ordo :    Rhabdomonadales

Famili    :         Rhabdomonadaceae

Genus    :         Colacium

 

8.      Peranan Euglenophyta

a.       Peran positif:

-          Bidang Perikanan Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.

-          Ekosistem Perairan Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.

-          Bidang Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup di jaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).

-          Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.

b.      Peran negatif:

-          Mencemari sumber air

-          Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau

 

B.     Pyrrophyta

1.      Pengertian Pyrrophyta

Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis. Berwarna kuning coklat. 

Alga yang termasuk Pyrrophyta ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas

satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel 

2.      Ciri-ciri umum Pyrrophyta

a.       Memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang

mana terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.

b.      Memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut

c.       Bentuk sel tunggal.

d.      Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid.

e.       Tubuh primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri.

f.       Mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan.

g.      Sel terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka.

h.      Dinding sel pada umumnya mengandung selulose.

i.        Semua tipe mempunyai membran plasma yang berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar.

j.        Cadangan makanan berupa amilum yang terdapat dalam sitoplasma. 

3.      Struktur tubuh Pyrrophyta

Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut. Meskipun lebih berfariasi bentuk yang ditemukan di air laut. Klas dinophyceae motil tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara melintang oleh girdre (sabuk/ sigulum) Epikon dan hipokon paa umumnya dibagi menjadi sejumlah lempengan (teka) dan jumlah serta susunan karakterisrik pada tingkat marga sulcus letaknya membujur. 

4.      Struktur sel Pyrrophyta

Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-p

elat seperti baja dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior. Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a). Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.

Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan struktur karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan terluar khusus dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasa yang berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat sejumlah pori dalam amfisema dengan trikosit dalam tipe pori. 

5.      Klasifikasi Pyrrophyta

Regnum   :    Plantae

Divisi       :    Dinophyta

Kelas       :    Dinoflagellata

Ordo        :    Gonyaulacales

Spesies     :    Gonyaulax balechii 

6.      Perkembangbiakan Pyrrophyta

Cara Perkembangbiakan Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:

a.       Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.

b.      Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain.

c.       Sporik, yaitu dengan zoospora . 

7.      Habitat Pyrrophyta

Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang lain yang hidup dia sungai sungai. Pyrrophyta adalah kompenin yang penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan, beberap spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari range nututropik ke bentuk heterotropik, yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflagellata yang memiliki sistem fotosintesis dan membutuhkan vitamindissebut autotropi dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop. 

8.      Peranan Pyrrophyta

Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata mungkin akan menghasilkan warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar